Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

KHR. AS'AD membaca kitab ihya di depam Al ghozali

KHR. AS'AD MEMBACA KITAB IHYA' DI DEPAN AL GHAZALI. Pada Hari bulan dan tahun berapa tidak disebutkan dengan jelas.  Pada suatu saat KHR. As'ad datang ke Sayyid Amin Kutbi Makkah Al-Mukarromah (1327-1406 H.), Kiai As'ad menyampaikan isi hatinya kalau ingin istifadah kitab Ihya' Ulumuddin kepada beliau, mendengar apa yang disampaikan Kiai As'ad tersebut Sayyid Amin bilang silahkan langsung istifadah sama Hujjatul Islam al Ghazali, sudah nunggu di Kamar, kemudian kiai As'ad masuk kamar selama kurang lebih 15 menit ada' kitab Ihya' kepada muallifnya (pengarang) langsung. Atas kejadian ini kiai As'ad pernah menyampaikan kepada almarhum KH. Zahrowi Musa. Ketika beliau berkunjung ke rumahnya Jln cempaka kota situbondo setelah melihat gambar imajinatif imam al-Ghazaly dengan rambut gondrong dan botak (sebagaimana gambar yang umum). Kiai As'ad mengatakan ini bukan foto Al Ghazali, yang saya tahu tidak demikian. Kemudian beliau cerita kisah pertemua

Biografi pengarang kitab Amsilatuttashrifiyah

Biografi KH. Ma’shum bin Ali, Pengarang Kitab Amtsilah At-Tashrifiyah Kitab Amtsilah At-Tashrifiyah sangatlah masyhur dikalangan para santri, dikalangan pondok pesantren dan madrasah diniyah para santri biasa menyebut kitab ini dengan nama “Tasripan”. Namun jarang diantara mereka yang mengetahui riwayat hidup penulisnya, yaitu KH. Ma’shum bin Ali. Kesederhanaan beliau membuat banyak orang tidak mengenal kiyai alim yang satu ini. Nama lengkap beliau adalah Muhammad Ma’shum bin Ali bin Abdul Muhyi Al-Maskumambani. Lahir di Maskumambang Gersik, tepatnya disebuah pondok yang didirikan sang kakek. Setelah belajar pada ayahnya, Ma’shum muda pergi menuntut ilmu di Pesantren Tebuireng Jombang. Ia termasuk salah satu santri Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari generasi awal. Dimana–saat itu–selain dituntut untuk belajar, para santri juga harus ikut berjuang melawan penjajah yang selalu mengganggu aktifitas mereka. Kedatangannya ke Tebuireng disusul oleh adik kandungnya, Adlan Ali –kelak atas inisia

Hukum SMS/ pesan WA momok

HASIL KEPUTUSAN BAHTSUL MASA’IL FMPP XXI SE JAWA-MADURA DALAM RANGKA PERINGATAN SATU ABAD PP. LIRBOYO #Tentang sms momok.. Deskripsi masalah : Ada pesan WA/SMS seperti berikut: ﺗﻨﺰﻳﻞ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ . ﻟﺘﻨﺬﺭ ﻗﻮﻣﺎ ﻣﺎ ﺃﻧﺬﺭ ﺁﺑﺎﺅﻫﻢ ﻓﻬﻢ ﻏﺎﻓﻠﻮﻥ (Tanzilal ‘azizir rahim. litundzira qauman ma undzira aba’uhum fahum ghafilun) Kirim ayat surat Yasin ini minimal ke-10 orang, insya Allah 2 jam kemudian kamu akan mendengar kabar baik dan mendapatkan kebahagiaan. Demi Allah ini amanah dari Habib Muh bin Hasan Al-Athas Pekalongan. Mohon jangan dihapus sebelum disebarkan ke-10 orang. Jika tidak, kamu akan mendapatkan sesuatu yang tidak diinginkan”. Begitulah di antara kalimat SMS gelap yang belakangan marak tersebar di pemilik hand phone. SMS seperti ini banyak menimbulkan keresahan, karena di samping menjanjikan kejutan-kejutan atau kebahagiaan tak terduga, juga menimbulkan ketakutan-ketakutan psikologis karena dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat keramat seperti Rasulullah saw., wali, habib, k

MOTIVASI "Istriku tidak lagi cantik dan menggairahkan"

*ISTRIKU TIDAK CANTIK, TAK MENGGAIRAHKAN LAGI* Suatu hari Imam Syafi'i ra. kedatangan seorang Laki-laki, Suami. Dia mengadu kepada Imam Syafi'i perihal istrinya yang sudah tak cantik, tak Menggairahkan lagi dipandangnya. Suami: "Wanita yg aku nikahi itu pertama kali cantik dan menggairahkan. Tapi kenapa sekarang kecantikannya hilang, tidak menggairahkan ?" Mendengar hal itu, Imam Syafi'i dg tersenyum berkata: "Kamu ingin istrimu kembali lagi cantik, Menggairahkan ?" Suami: "Betul" Imam syafi'i: "Gampang.. tundukan pandanganmu dari seluruh wanita yg diharamkan selama sebulan !" Setelah mendengar nasihat  tersebut, ia segera mematuhi apa yang disampaikan Imam Syafi'i. Sebulan kemudian Laki-laki tersebut bertemu kembali dg Sang Imam. Imam syafi'i pun bertanya: "Bagaimana sekarang ? Istrimu sudah kelihatan cantik ?" Suami: "Maa syaa Allah wahai imam, sungguh tak ada wanita cantik, menggairahkan selain i